TUGAS
AKHIR MEMBACA KOMPREHENSIF
Dosen
Pengampu: M. Fakhrur Saifudin, M. Pd.
RESENSI
Nama : Erlinda Ajeng
Pratiwi
NIM : A310120008
Kelas : A
Judul Resensi : Perjuanagan Hidup Seorang Anak dengan Segala keterbatasanya
Judul Buku : Moga Bunda Disayang Allah
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika
Tahun Terbit : 2013
Kota Terbit : Jakarta
Tebal Halaman :306
Cetakan : Ke16
Harga Buku : 50.000
LATAR BELAKANG
Tere Liye adalah
salah satu novelis terkenal dan berbakat di Indonesia. Ia lahir di Bandung pada
tanggal 21 Mei 1979. Nama asli Tere Liye adalah Darwis.“Tere Liye” merupakan
nama pena dari seorang novelis yang diambil dari bahasa India dengan arti :
untukmu, untuk-Mu. Ia berasal dari keluarga petani dan merupakan anak keenam
dari tujuh bersaudara. Berikut adalah riwayat pendidikan yang sudah ditempuh
Sekolah Dasar ditempuh di SD Negeri 2 Kikim Timur Sumsel, kemudian melanjutkan
ke SMP Negeri 2 Kikim Timur Sumsel, setelah lulus SMP ia melanjutkan ke SMU
Negeri 9 Bandar Lampung, setelah itu menempuh pendidikan ke Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.Tere-liye tidak seperti penulis lain yang biasanya
memasang foto, contact person, profil lengkap pada setiap bukunya sehingga
ketika buku/novel tersebut meledak biasanya langsung membuat penulis tersebut
terkenal dan diundang kemana-mana. Padahal novel-novel karya tere liye
terbilang sukses di pasaran.
Tere Liye telah menghasilkan
beberapab novel diantaranya, Daun yang Jatuh tak Pernah Membenci Angin, Pukat,
Burlian, Hafalan Shalat Delisa, Moga Bunda Disayang Allah, Bidadari- Bidadari
Surga, Renbulan Tenggelam Diwajahmu, Mimpi-Mimpi si Patah Hati. Saya akan
meresensi novel karya Tere Liye yang berjudul Moga Bunda Disayang Allah, saya
memilih novel tersebut karena isinya yang memuat semangat seorang anak yang
tuli, buta serta bisu yang berusaha keras untuk mengerti dan memahami isi dunia
walaupun itu memerlukan perjuangan yang panjang dan tidak mudah. Perjuangan
anak tersebut mendapat bantuan dari seorang pemuda yang bernama Karang.Karang
dengan sabar mengajari Melati gadis kecil yang tuli, buta dan bisu itu dengan
caranya yang orang melihatnya sangat tidak wajar. Bagaimana tidak ? Melati
diajari dengan keras dan ada hukuman-hukuman apabila Melati tidak menuruti,
tapi itu semua dilakukan Karang dengan niat dan tujuan yang baik agar Melati
bisa merasakan isi dunia dan benda atau orang-orang disekelilingnya. Cerita itu
diambil Tere Liye dari kisah nyata Hellen Adams Keller (Albama, 1880 – 1968).
Setiap penulis pasti memiliki ciri khas
masing-masing yang membedakannya dengan penulis lainnya. Ciri khas karya-karya
yang ditulis oleh Tere Liye yaitu mengisahkan tentang kesedihan, keharuan,
bahkan hingga kematian yang dialami oleh para tokohnya. Selain itu, Tere Liye
juga sering menggunakan alur maju mundur.
Walaupun Tere Liye adalah seorang laki-laki, namun ia mampu menyelami
perasaan dan isi hati seorang wanita secara mendetail. Hal ini menjelaskan
bahwa Tere Liye merupakan salah satu penulis yang profesional dan merupakan hal
yang wajar jika tulisannya sering mendapat predikat best seller.
Dikutip jawaban Tere Liye dari
“frequently asked question” pada novel Hafalan shalat Delisa edisi revisi, Tere
Liye mengungkapkan bahwa ia tak berniat menulis novel yang mengharukan. Ia
hanya berniat membuat novel yang sederhana, namun sederhana itu dekat sekali
dengan ketulusan itu kunci utama untuk membuka pintu hati.Terlihat tekad Tere
Liye yang ingin membuat novel yang sederhana dan menyentuh telah mendarat
dengan sukses di setiap hati pembacanya.
Sinopsis
Ada sebuah keluarga yang kaya raya
mempunyai anak bernama Melati. Saat ini umurnua menginjak 6 tahun. Tapi sayang,
ia sampai sekarang belum bisa berbicara. Membedakan ayah dan bundanya ia tak
bisa, bahkan membedakan mana sendok dan garpu pun ia tak tahu. Ia suka melempar
– lempar barang yang berada didekatnya. Ya, Melati mengalami suatu kelainan.
Kemampuannya yang terbatas itu disebabkan oleh suatu kecelakaan yang tak
terduga. Kecelakaan itu terjadi saat melati berumur 3 tahun. Ketika Melati,
Ayah, Bunda, dan seluruh pembatunya berlibur disebuah pantai, Melati bersama
Ayah dan Bundanya sedang bermain lempar piring-piringan, mata melati terkena
benda itu.Melati jadi sering terjatuh saat ia berjalan. Setelah diperiksakan ke
Dokter Ryan, Melati ternyata buta. Tidak lama kemudian, setelah Melati
mengalami kebutaan, ia ternyata juga tuli, dan kemudian ia mengalami gangguan
ingatan. Jadi Melati sekarang sudah tidak ingat lagi apa yang sudah
dipelajarinya selama 3tahun. Berbagai cara sudah di coba oleh Ayah dan
Bundanya.
Dari mulai memanggil peskiater biasa hingga
memanggil tim dokter dari luar negeri sudah dilakukannya. Tetapi sayang,
semuanya gagal. Tak ada kemajuan dari Melati. Tetapi Ayah dan Bundanya tak
berputus asa, mereka mencoba memanggil seeorang pemuda yang bernama Karang.
Pemuda itu dikenalnya dari Kinarsih, putri Dokter Ryan. Karang dan Kinarsih
memang teman baik. Mereka sama-sama mendirikan sebuah taman bacaan untuk anak-anak
kurang mampu di jalanan. Karang adalah seeorang pemuda yang dulunya hanyalah
anak jalanan. Kemudian ia di asuh oleh sebuah keluarga. Mulai dari saat itu,
Karang meraih prestasi setinggi-tingginya. Ia pun sukses dalam membuka taman
bacaan yang dikelola olehnya. Sekarang taman bacaan itu sudah mempunyai banyak
cabang. Dan satu hal yang sangat dalam dirinya, ia sangat menyayangi anak-anak.
Namun suatu hal buruk terjadi pada Karang.
Saat ia melakukan study tour di
sebuah kapal di atas laut, terjadilah sebuah badai yang sangat besar sehingga
kapal yang mereka naiki itu terbalik. Seorang anak kecil perempuan yang bernama
Qintan itu akhirnya tak bisa terselamatkan. Anak itu pergi bersama 18 anak lainya
yang bernasib sama seperti Qintan. Jumlah anak-anak yang selamat itu hanya 12
orang. Sedangkan yang meninggal ada 18 orang. Mengetahui hal itu Karang menjadi
frustasi. Semangatnya selama ini pun pudar. Hidupnya 3 tahun terakhir ini pun
hancur. Ia hanya tidur dam mabuk –
mabukan saja tiap harinya. Namun hari-harinya yang menyedihkan itu hilang saat
Bunda Melati memohon pada Karang supaya mendidik Melati agar bisa berkenalan
dengan dunia ini walaupun dengan keterbatasannya. Awalnya Karang menolak tawaran
tersebut. Tetapi, akhirnya ia mau mengajarkan Melati.Pengajaran itu pada
awalnya dilakukanya dengan sangat keras dan disiplin. Dan satu minggu itu di
rumah mewah Ayah dan Bunda Melati terdengar jeritan Melati dan
teriakan-teriakan Karang. Karang mengajarkan Melati bagaimana cara makan dengan
sendok. Melati tidak mau.
Melati protes dengan cara berteriak
– teriak dan selalu menghindar dari Karang. Satu minggu pun berlalu. Tapi tak
ada perubahan. Ayah Melati kini mau berangkat ke Jerman karena ada tugas selama
3 minggu. Dan ketika Ayah Melati sudah pergi dan Bundanya menemaninya makan,
ternyata Melati sudah bisa makan menggunakan sendok. Alangkah bahagianya hati
Bunda. Bunda kemudian mengizinkan Karang untuk tinggal 3minggu lagi untuk
mengajari Melati hal lain yang Melati belum bisa lakukan. Dan akhirnya satu
minggu pun berlalu. Kini Melati sudah bisa makan menggunakan sendok dan duduk
di atas kursi sendiri.
Di akhir minggu kedua, Melati sudah
mulai mengerti kalau semua benda itu tidak untuk dilempar. Dan ketika ayahnya
pulang, Malati sudah bisa membedakan mana Ayah dan mana Bunda. Akhirnya Melati
pun bisa mengerti ini itu dengan telapak tanganya karena buta dan tuli.
Akhirnya Melati bisa berkomunikasi dengan lawan bicaranya dengan metode Tadoma
yang mengetahui ucapan dengan memegang lehernya atau bibirnya.
JENIS
Jenis resensi yang saya
buat adalah jenis fiksi yaitu novel yang
berjudul Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye. Novel ini bertema tentang
semangat menjalani hidup seorang anak dan keadilan yang diberikanoleh Allah,
karena Allah itu maha adil. Novel Moga Bunda Disayang Allah memiliki unsur
intrinsik :
1. Tema :
Ketegaran menjalani hidup.
2. Alur :
Maju Mundur / Campuran.
3. Latar/setting : Rumah Tuan HK, Rumah Ibu-ibu
gendut, Pantai.
3. Penokohan
a.
Melati : Pantang menyerah, selalu
berusaha, semangat.
b.
Bunda : Sabar, penyayang.
c.
Karang : Penyayang, berperasaan.
d.
Kinansih : Baik hati, pandai
menghibur dan berjiwa yang sangat mulia.
e. Tuan HK : Pekerja keras, penyanyang, bertanggung jawab, keras, disiplin.
f. Mang Jeje : Baik, suka menolong.
4.
Amanat : Semua ciptaan Tuhan pasti ada
kekurangan dan kelebihan. Manusia tak ada yang sempurna, dibalik kekurangan
pasti ada kelebihan tersendiri, karena Allah itu Maha Adil. Jadi kita harus
bersyukur atas apa yang kita miliki sekarang ini.Dalam menghadi kehidupan pasti
ada cobaan dan kita pasti bisa melewati cobaan itu karena Allah akan memberikan
cobaan yang pasti umatnya akan bisa mengatasinya.
PENILAIAN
a.
Perbandingan
novel
Novel Moga Bunda Disayang Allah memiliki beberapa kesamaan dengan novel
Hafalan Shalat Delisa. Keduanya menceritakan seorang anak perempuan yang
berumur 6 tahun yang bersemangat menjalani hidup. Tempat tinggal keduanya juga
sama – sama di sebuah pedesaan. Namun,Melati berasal dari keluaraga yang sangat
kaya raya sedangkan Delisa dari keluarga yang sederhana. Melati tokoh gadis
kecil dalam novel Moga Bunda Disayang Allah bersemangat ingin mengetahui isi
dunia dengan segala keterbatasanya. Melati tuli, bisu dan buta sungguh kasihan
nasib Melati memenag dari kecil ia tidak
mengetahui benda – benda yang ada di sekelilingnya jangankan benda di
sekelilingnya, wajah dirinya dan kedua orang tuanya yang sangat kaya saja ia
tidak bisa melihat. Usaha orang tua Melati tidak ada henti –hetinya mereka
selalu mendatangkan dokter – dokter yang ternama dan terkenal untuk
menyembuhkan Melati.
Perjuangan yang sama dilakukan oleh Ummi panggilan
ibu Delisa dalam novel Hafalan Surat Delisa perbedaanya jika Bunda HK ibu
Melati berjuang untuk memebuat Melati bisa mengerti isi dunia, maka Ummi
berjuang untuk memeberi motivasi kepada Delisa yang diberi tugas oleh gururnya
untuk menghafal bacaan shalat.Ummi memeberi motifasi jika Delisa bisa menghafal
bacaan shalat tersebut maka Ummi akan memeberikan hadiah kalung pada Delisa.
Hadiah yang dberikan Ummi membuat sikap kakak – kakak Delisa menjadi iri
sehingga hafalan Delisa diwarnai dengan pro dan kontra.
Ayah Melati adalah seorang pekerja keras, sering
disebut dengan sebutan Tuan HK dia bekerja di Pabrik milik keluarganya. Sama
dengan ayah Melati, ayah Delisa bekerja
sebagai seorang pelaut. Bekerja sebagai ahli mesin kapal tanker, berlayar
hingga berbulan-bulan lamanya. Kedua ayah tersebut bekerja dan berjuang untuk menghidupi
keluarganya. Bunda HK dan Ummi yang mengurusi anak – anaknya dirumah.
b. Keunggulan novel
·
Pengarang menciptakan
karakter Melati, Bunda dan Karang dalam sosok masing-masing yang tidak bisa
dibedakan mana yang lebih pantas disebut sebagai tokoh utama. Di sini
benar-benar terasa adanya tiga tokoh utama yang memiliki kedudukan sama sebagai
agen penderita, agen perubahan, dan agen pencerahan. Menyadarkan kita bahwa
manusia dalam kedudukannya sendiri-sendiri sebenarnya sedang melakoni peran
penting dalam kehidupan nyata.
·
Cerita ini
memperlihatkan perjuangan hidup yang
tidak mudah yang dialami oleh anak-anak. Baik itu Karang yang yatim piatu
maupun Melati dengan segala kekurangannya. Namun ada satu kesamaan antara
mereka, anak-anak selalu punya janji masa depan yang lebih baik.
·
Penulis berulang kali
mengungkapkan kalimat yang mengingatkan pembaca untuk bersabar dan bersyukur
“Hidup ini adil, sungguh Allah Maha Adil, kitalah yang terlalu bebal sehingga
tidak tahu dimana letak keadilanNya, namun bukan berarti Allah tidak adil”.
c.
Kelemahan
novel
·
Cerita ini ditulis dalam
gaya bahasa sehari-hari yang tidak baku. Penggunaan berulang-ulang kosakata
yang tidak baku serta kalimat tambahan yang tidak perlu mengganggu kenyamanan
dalam membaca. Seperti penggunaan kata “ibu-ibu gemuk” yang artinya menunjuk
pada seorang ibu yang bertubuh subur dan kata “anak-anak” untuk penunjukan kata
benda seorang anak.
·
Pilihan penulis dalam
penempatan setting dan kegiatan pendukung dalam novel terasa kurang tepat.
Dalam novel semua tokoh digambarkan sebagai orang-orang muslim dengan segala
aktivitas dan atribut mereka, namun pada ending cerita penulis menciptakan
suasana pesta kembang api yang dirayakan pada tahun baru Imlek oleh masyarakat
termasuk para tokoh novel. Jadi tidak terlihat jelas keberagaman budaya atau
mayoritas budaya penduduk yang ada di daerah tempat tinggal tokoh Melati,
sehingga kurang ada alasan tepat jika penulis dengan tiba-tiba memasukkan salah
satu kegiatan tahunan keluarga Melati adalah merayakan tahun baru China.
JOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
dewa-lotto.cc
dewa-lotto.vip